Sanksi Tindak Pidana Perkosaan dalam Perspektif Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam

Authors

  • Taroman Pasyah* Universitas Sriwijaya
  • Rd. Muhammad Ikhsan Universitas Sriwijaya
  • Taslim Universitas Sriwijaya
  • Dedeng Universitas Sriwijaya

Keywords:

Jarimah had, Rape, Islam

Abstract

As a country of law, and upholding religious norms, Indonesia upholds the supremacy of law, based on justice and legal certainty. The supremacy of law becomes something very important, when there are many legal cases in the lives of Indonesian society today, including in relation to law enforcement against perpetrators of rape. Law enforcement in rape is not only related to law enforcement officers, but also needs to review the rules and legal policies that are no longer relevant to the current situation and conditions. Therefore, law enforcement officers must also look at other legal systems in the Indonesian national legal system, namely Islamic criminal law. Justice enforcement officers in the country can compare and benefit from both legal systems, in other words, the policies in positive criminal law will be stronger if juxtaposed with policies in Islamic criminal law. For example, in the application of sanctions (punishments) for perpetrators of rape, which when viewed in the Criminal Code the perpetrator will be subject to sanctions in accordance with Article 285 of the Criminal Code, while in Islamic criminal law the perpetrator will be subject to the punishment of jarimah had.

References

Abduh, R. (2014). Tindak Pidana Perkosaan (Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Dan Hukum Islam). Wahana Inovasi, 3(1).

Aditya, A. A. K. D., Sugiartha, I. N. G., & Karma, N. M. S. (2020). Pemidanaan bagi Pelaku Tindak Pidana Perkosaan terhadap Penyandang Disabilitas. Jurnal Konstruksi Hukum, 1(1), 7–12.

Afandi, A. (2024). Ancam Sebarkan Video Mesum, 2 Remaja Perkosa Siswa SD Selama 2 Tahun. Sindo News. https://daerah.sindonews.com/read/1482299/174/ancam-sebarkan-video-mesum-2-remaja-perkosa-siswa-sd-selama-2-tahun-1730527881

Armaidi, T. (2007). Free Sex No Nikah Yes. Jakarta: Amzah.

AsatuNews. (2024). Kasus Perkosaan Meningkat, Korban dan Keluarga Diminta tidak Segan untuk Melapor. https://asatunews.co.id/index.php/indeks-ind24jam/14550-kasus-perkosaan-meningkat-korban-dan-keluarga-diminta-tidak-segan-untuk-melapor

Asshiddiqie, J. (2015). Konstitusi bernegara: Praksis kenegaraan bermartabat dan demokratis. Setara Press.

BBC News Indonesia. (2024). Empat anak pelaku pemerkosaan dan pembunuhan siswi SMP di Palembang divonis bersalah – “Pelaku terpapar konten pornografi.” https://www.bbc.com/indonesia/articles/czxlxx41z04o

BPHN. (2023). Perkosaan Dalam Perkawinan. https://partisipasiku.bphn.go.id/diskusi/perkosaan-dalam-perkawinan

Ekandari, E., Mustaqfirin, M., & Faturochman, F. (2001). Perkosaan, Dampak, dan Alternatif Penyembuhannya. Jurnal Psikologi UGM, 28(1), 1–18.

Hamim, K. (2020). Fikih Jinayah. Abdullah. Mataram: Sanabil.

Kusnaningsih, E. (2023). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam Perspektif Peraturan Perundang-Undangan. UNJA Journal of Legal Studies, 1(3), 391–418.

Ridlwan, Z. (2011). Negara Hukum Indonesia Kebalikan Nachtwachterstaat. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, 5(2).

Saputri, D. I. S. (2024). Peran Agama Dalam Membentuk Nilai Dan Norma Pesantren Darul Muttaqien. Tashdiq: Jurnal Kajian Agama Dan Dakwah, 2(2), 21–30.

Sari, B. P., Sitanggang, A., Aulya, F., Perangin-angin, R. B. B., & Ibrahim, M. (2023). Penegakan Hukum Pidana: Kasus Mahasiswi yang Menjadi Korban Pemerkosaan Oleh Pemilik Kostnya Sendiri. Mediation: Journal of Law, 1–7.

Setiawan, I. (2018). Tindak Pidana Perkosaan Dalam Tinjauan Hukum Pidana Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 6(2), 227–239.

Sirajuddin, M., & Zubaedi. (2008). Legislasi Hukum Islam di Indonesia. Pustaka Pelajar.

Wahyuni, F. (2018). Hukum Pidana Islam. Tangerang Selatan: PT Nusantara Persada Utama.

Downloads

Published

2024-12-04

Issue

Section

Articles